Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Niat Puasa Qadha dan Puasa Dzulhijjah

 

Niat Puasa Qadha dan Puasa Dzulhijjah

Kali ini kita akan membahas niat puasa qadha dan puasa dzulhijjah. banyak teman teman dan saudara yang masih belum tau tentang bagaimana cara untuk niat puasa qadha dan puasa dzulhijjah, berikut ini adalah penjelasannya.

Pertanyaan: Assalammualaikum, mau tanya kalau puasa di 10 hari pertama Dzulhijjah digabung dengan hutang puasa boleh tidak?

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil alamin. Ash-shalatu wassalamu ala Rasulillahi wa ala alihi wa shahbih ajmain. Amma ba’du:

Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Tiada hari dimana amal shalih lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini –yaitu sepuluh hari pertama Zhulhijjjah.“ Sahabat bertanya, ”Ya Rasulallah saw, tidak juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?“ Rasul saw. menjawab, ”Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid).” (HR Bukhari)

Di antara amal yang disunnahkah untuk dikerjakan di dalamnya adalah puasa. Khususnya puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah). Dari Abu Qatadah ra berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang puasa hari ‘Arafah? Rasul saw menjawab, ”Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR Muslim)

Sekarang pertanyaannya bagaimana kalau puasa di sembilan hari pertama bulan dzulhijjah, atau puasa Arafah tersebut khususnya, niatnya digabung dengan membayar hutang puasa Ramadhan (qadha), apakah hal itu diperbolehkan?

Dalam hal ini Syeikh Utsaymin pernah ditanya, “Bolehkah saya niat puasa sunnah enam hari di bulan syawwal dan niat membayar hutang puasa secara bersamaan?”

Beliau menjawab, “Siapa yang berpuasa hari  Arafah atau hari Asyura, padahal ia masih mempunyai hutang puasa Ramadhan maka puasa arafah atau asyura yang dilakukan sah. Akan tetapi kalau ia berniat membayar hutang puasa Ramadhan pada kedua hari tersebut, maka ia mendapatkan dua pahala sekaligus: pahala puasa hari arafah dan asyura di samping pahala qadha (membayar hutang puasa).

Ini berlaku untuk puasa sunnah yang bersifat mutlak di mana ia tidak terikat dengan Ramadhan. Adapun puasa enam hari di bulan syawalyang terikat dengan Ramadhan di mana ia dilakukan sesudah puasa Ramadhan atau sesudah membayar hutang puasa Ramadhan, maka jika dilakukan sebelum meng-qadha hutang puasa Ramadhan, pahalanya tidak bisa didapat. Sebab Nabi saw bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan lalu menyertainya dengan puasa enam hari di bulan Syawal seolah-olah ia berpuasa ad-dahr.”

Hanya saja lebih utama dan untuk tidak menimbulkan perselisihan, hendaknya niat puasanya tidak digabung. Namun cukup dengan berniat puasa qadha Ramadhan di hari tersebut. Meski tidak diniatkan, pahala puasa sunnah di hari yang mulia tersebut insya Allah juga akan didapat. Hal ini seperti orang yang niat mandi junub di hari Jumat. Selain mandi junubnya sah, ia juga mendapatkan pahala mandi di hari Jumat.

Syeikh Dr. Abdul Hayy Yusuf berpendapat, “Siapa yang ingin mendapat pahala lebih sempurna hendaknya ia berniat puasa qadha saja. Dengan begitu tidaklah mustahil Allah dengan karunia-Nya juga akan memberikan keutamaan pahala puasa di hari-hari pertama bulan dzulhijjah.” Wallahu a’lam

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Posting Komentar untuk "Niat Puasa Qadha dan Puasa Dzulhijjah"